Angka pengangguran di Kota Cilegon terus meningkat selama 3 tahun berturut-turut sejak 2018, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS). Pada tahun 2018 tingkat pengangguran sebesar 9,33%, pada tahun 2019 sebesar 9,68% dan pada tahun 2020 sebesar 12,69%.
Kota Cilegon merupakan kota industri padat modal dengan jumlah penduduk sekitar 400.000 jiwa.
Mayoritas penduduk Cilegon dikatakan hanya mengenyam bangku sekolah menengah pertama.
“Pengangguran di Cilegon tertinggi kedua di Banten, industri di Cilegon padat modal dan membutuhkan kualifikasi tinggi Pentamarta, dalam paparannya kepada Wakil Gubernur Lemhannas Marsekal Wieko Sofyan, Selasa (6 April 2021).
Baca juga:
Data pusat dibantah, itulah kasus Corona hari ini, Pemprov Banten
Industri padat modal yang aktif di Cilegon, lanjut Sanuji, membutuhkan keterampilan tingkat tinggi. Berbeda dengan industri padat karya yang bisa menyita banyak pekerjaan.
“Meskipun industri ini padat modal dan sangat terampil, siswa terbaik dari seluruh Indonesia datang ke sini,
tetapi orang Cilegon berjuang dengan persaingan mereka,” katanya.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah akan memberikan beasiswa sarjana penuh kepada warga Cilegon. Menurut dia, program yang dipimpinnya bersama Wali Kota Helldy Agustian ini bertujuan untuk mengurangi rata-rata ketertinggalan pendidikan warga Cilegon.
Baca juga:
Pria ditemukan tewas setelah nekat berenang di bekas galian batu Cilegon
“Kami memiliki program pendidikan 12 tahun, karena warga Cilegon sekarang rata-rata
hanya menempuh pendidikan 9,7 tahun, kami merencanakan pendidikan 12 tahun termasuk program beasiswa penuh 5.000 untuk anak-anak Cilegon,” katanya.
Sementara itu, Ketua DPRD Cilegon Isro Mi’raj mengatakan rata-rata pendidikan 9,7 tahun karena orang tua di Cilegon memfokuskan anaknya untuk belajar di Pesantren sehingga sekolah formal terbengkalai.
“Dulu, orang tua mengira anaknya akan bersekolah di Pesantren. Mereka berharap lulus dari Pesantren menjadi Ustaz,” ujarnya.
Lihat Juga :